LAPORAN BULANAN PERIODE NOVEMBER 2015
PENATAAN
KELEMBAGAAN
INDONESIA
WATER SIGNATURE PROJECT
Kampung Wangun Pakis Desa Batukuwung Dan Kampung Krenceng
Desa Kadukempong Kecamatan Padarincang Kabupaten SerangBAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Kegiatan
1.
Rencana DOW untuk menjalankan amanat
peraturan dan perundang – undang yang terkait dengan partisipasi perusahaan
untuk membantu pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah social yang ada di
masyarakat, UU No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas (UUPT) serta Peraturan
Pemerintah No 47 tentang tanggungjawab Social dan Lingkungan Perseroan
Terbatas,
2.
Membantu dan memperkuat upaya yang sudah
dilaksanakan oleh pemerintah dan atau pemerintah daerah dalam memperluas
cakupan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi,
3.
Ketidakmampuan masyarakat dalam membangun
sarana air bersih telah menyebabkan pola hidup yang dilakukan oleh masyarakat
jauh dari standart hidup sehat, karena mereka melakukan “BAB (Buang Air Besar)
di kebun-kebun mereka sehingga berpotensi menjadi sumber penyakit yang
mengancam kesehatan mereka.
4.
Pemberdayaan masyarakat sangat penting dalam
upaya mensukseskan setiap kegiatan dalam menanggulangi persoalannya sendiri.
5.
Peran serta masyarakat sangat utama dalam
membangun,
Oleh
karena itu fasilitasi yang akan dilakukan oleh DOW Indonesia melalui Indonesia Water Signature Project,
merupakan bantuan yang diharapkan dapat memperkuat upaya pemerintah dalam
memperluas cakupan akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi, khususnya
bagi masyarakat di Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang.
1.2
Keluaran
Keluaran yang ingin
dicapai dari proses penguatan kelembagaan pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi di Kampung Wangun Pakis Desa Batukuwung dan Kampung Kerenceng Desa
Kadukempong Kecamatan Padarincang Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut;
1. Teridentifikasinya kondisi demografi social,
ekonomi dan kebutuhan dasar masyarakat,
2. Adanya pemahaman bersama tentang kegiatan pembangunan
Sarana air bersih dan sanitasi yang akan
dibangun melalui gotong royong,
3. Mengidentifikasi sejauh mana modal masyarakat
(social capital) dimiliki, sehingga
pembangunan sarana air bersih dan sanitasi dapat terlaksana dengan baik,
4. Adanya kesepakatan bersama atas dasar
kesadaran, pengetahuan dan pemahaman, bahwa pentingnya adanya kesepakatan
bersama sehingga tujuan bersama tersedianya sarana air bersih dan sanitasi
dapat tercapain dan bermanfaat dengan baik.
1.3
Sasaran
Yang menjadi sasaran
dari penguatan kelembagaan pelaksanaan pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi di Kampung Wangun Pakis Desa
Batukuwung dan Kampung Kerenceng Desa Kadukempong Kecamatan Padarincang
Kabupaten Serang, adalah sebagai berikut;
1
Tokoh masyarakat (tokoh kunci) di Kampung Wangun Pakis dan Kampung Kerenceng, pelaksana pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi,
2
Masyarakat dewasa di Kampung Wangun Pakis dan
Kampung Kerenceng, pelaksana pembangunan dan pemanfaat sarana air bersih dan
sanitasi,
3
Pemuda dan pemudi di Kampung Wangun Pakis dan
Kampung Kerenceng, pelaksana pembangunan dan Pemanfaat sarana air bersih dan
sanitasi,
4
Kaum perempuan di Kampung Wangun Pakis dan
Kampung Kerenceng, pelaksana pembangunan dan Pemanfaat sarana air bersih dan
sanitasi,
5
Pihak lain yang terlibat diantaranya aparatur
pemerintah desa serta unsur muspika.
BAB II
RENCANA DAN METODOLOGI KEGIATAN
2.1
Rencana
Kegiatan Pendampingan Kelembagaan Periode November – Januari 2015
1.
Pemetaan dan penguatan peran tokoh masyarakat
(tokoh kunci),
2.
Sosialisasi rencana pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi yang melibatkan tokoh masyarakat, unsur pemerintah, LSM Rekonvasi
Bhumi dan masyarakat Wangun Pakis Desa Batukuwung dan Kampung Kerenceng Desa
Kadukempong.
3.
Pembentukan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK),
4.
Sosialisasi lanjutan di Kampung Wangun Pakis
Desa Batukuwung dan Kampung Kerenceng Desa Kadukempong,
5.
Penyelesaian hibah tanah dari warga kepada
desa untuk pembangunan sarana air bersih dan sanitasi.
6.
Pembentukan kelompok kerja pembangunan sarana
air bersih dan sanitasi,
7.
Penyelesaian legalitas kelembagaan
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK), oleh Kepala desa yaitu Batukuwung dan Kadukempong,
8.
Penyususnan jadwal gotong
royong pembangunan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,
9.
Sosialisasi jadwal kegiatan dan rencana
kegiatan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,
10.
Penentuan posko kegiatan,
2.2
Rencana
Pelaksanaan Pendampingan Kelembagaan Bulan Pebruari – April 2016
1.
Pendampingan peran dan fungsi Tim Pelaksana
Kegiatan (TPK) Pembangunan air bersih dan sanitasi,
2.
Pendampingan keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi,
3.
Monitoring peran dan fungsi dari kelompok
kerja, meliputi tingkat kehadiran, partisipasi dalam bergotongroyong,
4.
Rembug warga menyusun PERDES pemanfaatan,
pengelolaan air bersih dan sanitasi oleh warga masyarakat.
2.3
Metodologi
Metodologi yang digunakan dalam “Program Penguatan
Kelembagaan Tim Pelaksana Kegiatan Pembangunan Air Bersih” adalah Metode
Partisipactory Rural Appraisal (PRA)
dan Pendidikan Orang Dewasa (POD) yang meliputi:
1.
Sosialisasi
Kegiatan
untuk memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam
pelaksanaan program;
2.
Koordinasi
Kunjungan
kepada para pihak terkait (baik Pemerintah Desa, Kecamatan, dengan tujuan untuk
memperoleh dukungan dalam melaksanakan kegiatan;
3.
Rembug Warga
Metoda
yang digunakan untuk melakukan rembug dan diskusi diantara warga masyarakat
penerima dan pengelola pembangunan air bersih dan sanitasi untuk menghasilkan
suatu kesepakatan dalam melaksanakan kegiatan atau pemecahan permasalahan;
4.
Anjang Sono atau kunjungan
Kegiatan kunjungan kepada tokoh masyarakat formal atau
in-formal dalam rangka memperkenalkan program yang akan dilaksanakan;
5.
Observasi Lapangan
Metoda yang digunakan untuk
mengetahui kondisi lapangan dalam rangka penyusunan data dasar dan memperoleh
gambaran demografi masyarakat setempat.
6.
Focus Group Discussion
Metoda yang mendorong warga untuk berpartisipasi aktif dalam
mengidentifikasi potensi, merencanakan dan mendorong keterlibatan dalam
pembangunan air bersih dan sanitasi serta memetakan masalah baik ekonomi maupun sosial
dan mencari solusinya;
BAB III
PELAKSANAAN & HASIL KEGIATAN
BULAN NOVEMBER 2015
3.1
Pemetaan
dan Penguatan Peran Tokoh Masyarakat (tokoh kunci)
Kegiatan ini
dilaksanakan pada hari Jum’at Tanggal 06 November 2015 bertempat di kediaman
Sdr. Wiyana, kegiatan pra sosialisasi
pembangunan air bersih dan sanitasi ini bertujuan untuk menyerap
aspirasi dari tokoh masyarakat dan warga. Kegiatan ini penting dilakukan karena tokoh masyarakat sebagai
tokoh kunci yang memiliki peranan penting dimasyarakat. Secara umum masyarakat
manut dan patuh pada tokoh kunci tersebut, karena kemampuannya untuk
menggerakan masyarakatnya.
Secara singkat
fasilitator menyampaikan pentingnya peranan masyarakat dalam mensukseskan
program, karena memiliki kontribusi
sangat besar yaitu tenaga pemasangan intalasi air bersih dan sanitasi.
Fasilitator mencoba untuk menggali kesiapan dan komitmen para tokoh masyarakat
dari kedua kampung untuk mendorong terlaksananya kegiatan dengan baik. Kampung
Kerenceng yang diwakili oleh tokoh agama Kamaludin, beliau menyampaikan bahwa
warga masyarakat sangat gembira dan antusias menyambut program CSR dari PT DOW,
warga siap untuk melaksanakan gotong royong membangun sarana air bersih dan
sanitasi.
Program ini sangat ditunggu-tunggu oleh
masyarakat, karena kami sadar bahwa masih banyak warga yang kesulitan air
bersih terutama di musim kemarau. Selain itu dari sisi sanitasi untuk buang air
bersih belum semua kepala keluarga memiliki MCK. Dengan adanya bantuan sarana
MCK. Tentu sangat membantu warga untuk hidup sehat.
Senada dengan tokoh Kamaludin, Ust. Satria yang mewakili tokoh agama dan
pemuda Kampung Kerenceng, menyampaikan bahwa warga kampung Kerenceng sangat
bersyukur dan berterimakasih kepada pihak yang membantu sarana air bersih dan sanitasi. Kampung
Kerenceng sangat kesulitan air bersih untuk Mandi Cuci Kakus apalagi di musim
kemarau. Warga harus berjalan kaki
mencari air bersih sampai 3 KM yaitu ke arah Kampung Royak dan Sabrang Desa
Kadukempong.
Pada kesempatan tersebut warga menjamin
suksesnya kegiatan pembangunan Air Bersih dan sanitasi. Masyarakat siap
berkontribusi pikiran, tenaga bahkan materi. Dilanjutkan diskusi dengan
pendapat warga yang lainnya diantaranya sdr. Saniman dan Wiyana yang
intinya warga rugi besar apabila tidak menerima dan mensukseskan kegiatan ini.
Diskusi hangat dan penuh kekeluargaan ini dilaksanakan sampai pukul 22.30 WIB.
Dengan kesimpulan sebagai berikut;
a.
Para tokoh siap mendukung,
mendorong warga untuk bahu membahu bergotong royong mensukseskan program
pembangunan air bersih dan sanitasi ini,
b.
Berdasarkah hasil musyawarah
dengan warga, bahwa masyarakat siap
untuk bergotong royong dalam pembangunan air bersih dan sanitasi,
c.
Warga siap berkontribusi
tenaga, pikiran bahkan material untuk kemanfaatan pembangunan air bersih dan
sanitasi.
Pada kesempatan pertemuan tokoh kunci
yang dihadiri oleh tokoh agama dan pemuda dari kedua kampung, diperoleh
informasi mendalam tentang kesiapan dari masyarakat untuk menerima program
pembangunan sarana air bersih dan sanitasi sebagaimana kesimpulan di atas.
Kegiatan rembug tokoh masyarakat ditutup
dengan rencana kegiatan pertemuan lanjutan dalam forum yang lebih besar yaitu
sosialisasi bersama antara tokoh masyarakat, aparatur pemerintah, tim Rekonvasi
Bhumi yang akan dilaksanakan pada tangga; 12 November 2015, bertempat di Masjid
Kampung Wangun Pakis jam 20.00 s/d selesai.
3.2
Sosialisasi
Rencana Pembangunan Sarana Air Bersih dan
Sanitasi
Menindaklanjuti pertemuan sebelumnya di Kediaman Wiyana
pelaksanaan sosialisasi pembangunan air bersih dan sanitasi dilaksnakan pada t anggal 12 November 2015, bertempat di
Masjid Wangun Pakis dimulai pukul 20.45 dan dihadiri oleh tokoh masyarakat Wangun Pakis, perwakilan
Tokoh agama, pemuda dan masyarakat
Kerenceng serta unsur pemerintahan Desa Kadukempong. Lembaga Swadaya Masyarakat
Rekonvasi Bhumi bertindak sebagai narasumber utama.
Pada
kesempatan tersebut sosialisasi secara langsung disampaikan oleh Direktur Eksekutif
Rekonvasi Bhumi. Diawali dengan pembukaan yang disampaikan oleh Fasilitator Kelembagaan
yang menyampaikan bahwa pertemuan sosialisasi ini adalah langkah awal untuk
dimulainya kegiatan pembangunan sarana air bersih di kedua kampung yaitu Wangun
Pakis dan Kerenceng. Pertemuan yang digagas oleh warga sendiri melalui rembug
tokoh tentu akan memberikan dampak positif dan lebih bermaknanya pertemuan
diharapkan menghasilkan keputusan bersama yang baik.
Sebelum narasumber menyampaikan materi
sosialisasi, sekreteris Desa Kadukempong menyampaikan menyambut baik
pelaksanaan pembangunan air bersih dan sanitasi di wilayahnya. Karena
pemerintah desa belum mampu untuk membangun jaringan air bersih keseluruh warga
yang membutuhkan. Pemerintah desa akan membantu kelancaran pembangunan sarana
tersebut. Diakhiri dengan ucapan terimakasih kepada para donatur dan Rekonvasi
Bhumi yang telah memfasilitasi program ini.
Dalam sambutan dan
penjelasan yang disampaikan oleh np. RAHADIAN selaku Direktur
Eksekutif Rekonvasi Bhumi mengatakan bahwa Indonesia Water Signatur Project merupakan
sebuah program yang dilaksanakan untuk merubah lingkungan menjadi lebih baik
serta menjadikan generasi yang akan datang manjadi generasi yang sehat dan
lebih baik. np. RAHADIAN menambahkan bahwa keberhasilan dari program ini sangat
bergantung kepada masyarakat yang akan menerima manfaat, jika masyarakat kompak
dalam bergotong royong maka program ini akan terlaksana dengan baik.
Kualitas bangunan tergantung warga masyarakat yang mengerjakannya. Rekonvasi
Bhumi memberikan bahan material yang standard untuk itu kiranya masyarakat dapat
melaksanakan pambangunan sebaik mungkin.
Pada kesempatan tersebut np. RAHADIAN menyampaikan bahwa
DOW dan Rekonvasi Bhumi tidak memberikan upah kerja dalam pelaksanaan kegiatan
namun membantu material bangunan dan konsumsi. Untuk itu kesiapan warga untuk
bergotong royong sangat diperlukan. Selanjutnya dalam pelaksanaan kegiatan
pembangunan sarana air bersih ini harus dibentuk Tim Pengelola Kegiatan (TPK) yang
memiliki kriteria Jujur, memiliki kemampuan mengatur, dan mampu menyelesaikan
masalah serta mau berkorban untuk kepentingan masyarakat.
Setelah
selesai menyampaikan rencana kegiatan warga diberi kesempatan untuk menilai,
mempertimbangkan kegiatan pembangunan sarana air bersih apakah akan dilaksanakan
di kedua kampung tersebut yang sangat kekurangan air bersih dan sanitasi. Salah
satu tokoh agama kampung wangun pakis H.
Muhtadi menyampaikan bahwa warga siap untuk bahu – membahu melaksanakan
gotong royong dalam pembangunan sarana air bersih. Kami sangat bersyukur karena
menyadari pentingny air bersih dan sanitasi untuk kepentingan
ibadah, kehidupan sehari-hari. Begitu juga warga kerenceng yang katanya sudah
menderita dan menunggu lama datangnya air bersih siap bergotong royong. Stetmen
yang paling penting adalah masyarakat sadar akan kekurangannya yaitu tidak
mampu membeli material sarana air bersih untuk itu modal dasar warga adalah
tenaga dan gotong royong dan warga siap untuk malaksanakannya.
3.3
Pembentukan
Tim Pelaksana Kegiatan (TPK)
Pada kesempatan sosialisasi massal air bersih dan sanitas
dilanjutkan dengan musyawarah pembentukan TPK yang dipandu oleh Fasilitator
kelembagaan Dalam
rembug warga tersebut berjalan lancar tanpa ada kendala yang berarti, acara
tersebut di fasilitasi oleh fasilitator LSM Rekonvasi Bhumi Supian Sauri, serta
malam itu juga di lakukan pembentukan TPK dengan mekanismen musyawarah mufakat
dan menghasilkan kepengurusan sebagai berikut:
Ketua :
Wiyana
Bendahara & Sekretaris : Mahdi
Anggota : Amin
Ikhsan
Jumen
Satria
Saniman
Tim
Pelaksana Kegiatan (TPK) memiliki tugas pokok antara lain;
1.
Mengatur jadwal gotong royong,
2.
Mengatur keuangan konsumsi,
3.
Mengatur penerimaan dan
pendistribusian material ke titik lokasi bangunan,
4.
Mengadministrasikan tanda terima
material
5.
Menggerakan warga agar
bergotongroyong,
6.
Menyelesaikan permasalahan dilapangan jika terjadi.
Dalam
sambutan terakhir ketua TPK terpilih mengajak warga untuk menjalankan gotong
royong ini dengan ikhlas, keterbukaan kebersamaan
karena merupakan kepentingan bersama.
3.4
Sosialisasi
di Kampung Kerenceng
Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap
aspirasi dari warga secara langsung, informasi ini diperoleh melalui anjangsana
kewarga masyarakat. Metode ini sangat efektif karena dilaksanakan secara
santai, bercanda gurau dengan warga sehingga informasi yang diperoleh lebih
alamiah. Beberapa warga ditemui dan
ditanyakan sejauhmana warga masyarakat menerima kegiatan pembangunan air ber sih dan sanitasi. Jawaban secara umum warga sangat siap untuk
mesukseskan program ini dan mereka sangat menyadari penuh bahwa ini adalah
kebutuhan mereka.
Selain sosialisasi melalui anjangsana juga dilaksanakan sosialisasi dengan
jumlah warga lebih banyak di Kampung Kerenceng Desa Kadukempong Kecamatan Padarincang
pada hari Minggu Tanggal 16 November 2015 pukul 19.45 WIB. Acara dihadiri oleh
warga masyarakat, aparatur pemerintahan desa, tokoh agama,dan pemuda Kampung
Kerenceng ikut serta dalam sosialisasi pembangunan air bersih dan sanitasi.
Sosialisasi diawali dengan penyampaian ajakan dari ketua TPK
saudara Wiyana, untuk siap
bergotongroyong sebagai modal m asyarakat mensukseskan kegiatan pembangunan jaringan air
bersih yang memang dibutuhkan oleh warga masyarakat
Kerenceng. Kebersamaan dan saling membantu adalah penting dalam melaksanakan
gotong royong. Jumlah warga yang hadir lebih dari 45 orang, ini bukti
antusiasme warga untuk melaksanakan pembangunan air bersih dan sanitasi di
kampungnya.
Dilanjutkan penjelasan singkat oleh
fasilitator yaitu antara lain;
1.
Ketersediaan sarana air bersih dan sanitasi penting untuk
meningkatkan derajat kesehatan warga masyarakat di Kampung kerenceng,
2.
Air yang cukup akan
memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup masyarakat, baik dalam
kesehatan, ibadah dan kehidupan ekonomi,
3.
Program IWS merupakan
kontribusi perusahaan DOW, melalui program CSR harus dapat dimanfaatkan dengan
baik,
4.
Donatur hanya menyediakan
material jaringan air bersih dan membantu konsumsi dalam pelaksanaan
pembangunannya,
5.
Pekerjaan yang harus
diselesaikan oleh warga masyarakat meliputi pemasangan Bendung, reservoar, kus
dan MCK serta paralong penghubung antar KUS dan MCK.
6.
Masyarakat/ warga yang
tanahnya dipakai untuk pembangunan diminta dengan kesedarannya untuk
menghibahkan kepada desa setempat,
7.
Setiap Kepala Keluarga
berkewajiban untuk ikut serta dalam pembangunan sarana air bersih, yang
dibuktikan masuk pada kelompok kerja,
Salah satu tokoh pemuda Sdr. Odih menyampaikan warga sangat antusias dan
menunggu terlaksananya pembangunan sarana air bersih dan sanitasi dan beliau
mengajak masyarakat untuk sungguh-sungguh dalam pelaksanaannya. Warga yang lain
menyampaikan kesiapannya untuk bergotong royong tanpa menerima imbalan upah.
Saat diskusi salah satu tokoh agama,
sdr. Satriya menyampaikan usulannya untuk membuat KUS dan MCK tambahan, yang ditempatkan lahan miliknya. Tujuan
utamanya bangunan tambahan tersebut karena banyak anak-anak yang jadi santri
pengajiannya kesulitan untuk melakukan wudhu dan kegiatan bersih-bersih
lainnya. Warga siap untuk menyiapkan paralon tambahan secara swadaya.
3.5
Hibah Tanah
Dari hasil musyawarah warga baik di Kampung
Wangun Pakis Desa Batukuwung pada saat sosialisasi pada tanggal 12 November
2015 maupun saat sosialisasi di Kampung Kerenceng Desa Kadukempong pada tanggal
16 November 2015 disampaikan salah satu factor yang penting adalah
adanya hibah lahan untuk pembangunan Reservoar, KUS dan MCK.
Hibah lahan tersebut mekanismenya adalah warga
menghibahkan tanahnya seluas bangunan yang dibutuhkan kedada desa setempat.
Dokumen hibah berupa berita acara hibah yang ditandatangani pemilik syah lahan
dan ahliwaris disaksikan oleh tokoh setempat/TPK. Dari pemilik lahan menyatakan
kesiapannya untuk kepentingan bersama, hal ini dibuktikan dengan berita acara
hibah yang diserahkan ke desa.
Dalam berita acara hibah tertulis bahwa yang menghibahkan
tidak akan menuntut atau mengambil alih lahan tersebut secara sepihak selama
lahan tersebut digunakan untuk fasilitas sarana air bersih oleh masyarakat. Hal
ini penting karena diharapkan bangunan yang terpasang tidak diganggugugat oleh si
pemilik atau ahli warisnya, sehingga bangunan bermanfaat banyak bagi warga.
Hal yang menarik dari proses ini adalah adanya
kesukarelaan dari warga masyarakat untuk mengizinkan/menghibahkan tanahnya
kepada desa setempat, karena mereka menyadari pentingnya kebersamaan untuk
kemajuan bersama. Pada kesempatan itu juga fasilitator menyampaikan agar
bangunan sarana air bersih dan sanitasi jangan sampai mengganggu penggunaan
lahan oleh warga itu sendiri, harus ditempatkan pada posisi yang tepat.
Daftar hibah tanah warga kepada Desa Batukuwung dan Desa
Kadukempong antara lain;
No
|
Nama Penghibah
|
Peruntukan
|
Berita Acara
|
Alamat
|
1
|
Kasman
|
KUS
|
Lengkap
|
Wangun Tarikolot
RT.17 RW 08 Batukuwung
|
2
|
Sami
|
KUS
|
Lengkap
|
Wangun Tarikolot
RT.17 RW 08 Batukuwung
|
3
|
Sardan
|
KUS
|
Lengkap
|
Wangun Pakis, RT
18/08 Batukuwung
|
4
|
Saedi
|
KUS
|
Lengkap
|
Kerenceng RT 03/05
Kadukempong
|
5
|
Saniman
|
KUS
|
Lengkap
|
Kerenceng RT. 03 RW
06 Kadukempong
|
6
|
Satria
|
MCK
|
Lengkap
|
Kerenceng RT. 03 RW
06 Kadukempong
|
7
|
Saedi
|
MCK
|
Lengkap
|
Kerenceng RT 03/05
Kadukempong
|
3.6
Pembentukan
Kelompok Kerja
Kelompok kerja merupakan bagian dari kelengkapan TPK,
yang bertugas melaksanakan gotong royong sesuai jadwal yang telah disusun
bersama. Rata-rata setiap kepala keluarga hanya 1 (satu) kali dalam seminggu
untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan sarana air bersih dan sanitasi, hal
ini tidak mengganggu kebiasaan mereka untuk beraktivitas rutin. Kelompok kerja
dipimpin oleh satu orang ketua kelompok yang bertanggungjawab kepada TPK.
Melihat jenis pekerjaan yang ada, TPK menentukan kelompok kerja sebagai
berikut;
1.
Untuk pembanguna bendung maka semua warga
ikut serta dalam pembangunannya secara bergotong royong, mulai dari
pengangkutan material sampai pemasangan material bangunan,
2.
Pembangunan jaringan pipa penghubung baik
dari mata air ke reservoar maupun paralon penghubung antara reservoar, kus dan
MCK secara bersama sama,
3.
Untuk pengerjaan KUS dan MCK dibagi dua
wilayah kerja yaitu wilayah kerja Wangun Pakis dan Wilayah kerja Kerenceng,
4.
Dari masing – masing Wilayah kerja dibagi menjadi
6 kelompok kerja yang berjumlahkan 17-20 anggota yang dipimpin masing - masing
ketua regu.
No
|
Kelompok
Kerja
|
Ketua
|
Jumlah
Anggota
|
Wilayah
Kerja
|
1
|
1
|
Uci
|
20
|
Wangun
Pakis
|
2
|
2
|
Suardi
|
20
|
Wangun
Pakis
|
3
|
3
|
Warja
|
20
|
Wangun
Pakis
|
4
|
4
|
Amin
|
20
|
Wangun
Pakis
|
5
|
5
|
Samad
|
20
|
Tarikolot
|
6
|
6
|
Katib
|
20
|
Wangun
Pakis
|
7
|
7
|
Supendi
|
17
|
Kerenceng
|
8
|
8
|
Atay
|
17
|
Kerenceng
|
9
|
9
|
Santa
|
17
|
Kerenceng
|
10
|
10
|
Satria
|
17
|
Kerenceng
|
11
|
11
|
Idrus
|
17
|
Kerenceng
|
12
|
12
|
Maduri
|
17
|
Kerenceng
|
Dari ke dua belas kelompok kerja tersebut ada
keterlibatan langsung perempuan yaitu dikelompok kerja Supendi yang berjumlah 2
orang. Namun demikian perempaun yang lain akan ikut serta berkontribusi dalam
menyiapkan makanan untuk kaum laki-laki yang bekerja. Dokumen kelompok kerja terlampir.
3.7
Sanksi
Dari hasil diskusi saat sosialisasi
kegiatan, muncul ide dan gagasan dari wargamasyarakat untuk membuat peraturan
berupa sanksi. Hal ini dilakukan untuk mendisiplinkan warga untuk bergotong
royong. Sanksi tersebut adalah “Apabila
masyarakat tidak melaksanakan gotong
royong tanpa alasan yang jelas maka diwajibkan memberikan kontribusi pada
kelompok kerjanya sebesar Rp. 20.000 (Dua Puluh Ribu Rupiah)’. Uang tersebut
digunakan untuk keperluan konsumsi pada kelompok kerja yang bersangkutan.
3.8
Jumlah Pengguna KUS dan MCK
Jumlah Kepala Keluarga (KK) dan pengguna
(Jiwa) dari setiap KUS sangat berpengaruh terhadap jumlah debit air yang harus
tersedia. Dari hasil inventarisir calon penggunaan KUS cukup berpariatif, di
KUS Kasman jumlah pengguna mencapai 30 KK dan 138 jiwa sementara di KUS lainnya
jumlah pengguna relatif sedikit. Hal ini memerlukan pengaturan yang tepat agar
tidak ada KUS yang kekurangan air.
Kepemilikan MCK di ketiga kampung masih
terbatas, di Kampung Kerenceng bawah dari
74 rumah, baru 9 rumah yang memiliki toilet. di Kampung Wangun Pakis
dari 42 rumah, baru 3 Rumah yang memiliki toilet dan di Kampung Wangun
tarikolot dari 82 Rumah, baru 7 rumah yang
memiliki toilet. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari total rumah yang
berjumlah 198 Rumah baru 19 rumah yang memiliki toilet atau sekitar 9,6 % yang
memiliki toilet lengkap.
No
|
Nama KUS/MCK
|
Alamat
|
Jumlah Pengguna
|
|||
KK
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
|||
1
|
KUS Kasman
|
Wangun Tarikolot RT.17 RW 08 Batukuwung
|
30
|
72
|
66
|
138
|
2
|
KUS Sami
|
Wangun Tarikolot RT.17 RW 08 Batukuwung
|
22
|
61
|
55
|
116
|
3
|
KUS Mushola
|
Wangun Tarikolot RT.17 RW 08 Batukuwung
|
31
|
93
|
67
|
160
|
4
|
KUS Sardan
|
Wangun Pakis, RT 18/08 Batukuwung
|
12
|
37
|
26
|
63
|
5
|
KUS Masjid
|
Wangun Pakis RT.18 RW.08 Batukuwung
|
15
|
39
|
35
|
74
|
6
|
KUS Mushola Sukajaya
|
Wangun Pakis RT.18 RW.08 Batukuwung
|
15
|
34
|
29
|
63
|
7
|
KUS Saedi
|
Kerenceng RT 03/05 Kadukempong
|
22
|
53
|
39
|
92
|
8
|
KUS Saniman
|
Kerenceng RT. 03 RW 06 Kadukempong
|
25
|
72
|
67
|
139
|
9
|
KUS SD.Kadu kempong
|
Kerenceng RT 03.RW 05 Kadukempong
|
27
|
57
|
49
|
106
|
10
|
MCK Satria
|
Kerenceng RT. 03 RW 06 Kadukempong
|
25
|
72
|
67
|
139
|
11
|
MCK Saedi
|
Kerenceng RT 03/05 Kadukempong
|
22
|
53
|
39
|
92
|
12
|
MCK Mesjid
|
Kerenceng RT. 03 RW 06 Kadukempong
|
27
|
57
|
49
|
106
|
13
|
MCK Mesjid
|
Wangun Pakis RT.18 RW.08 Batukuwung
|
15
|
39
|
35
|
74
|
14
|
MCK Mushola Sukajaya
|
Wangun Pakis RT.18 RW.08 Batukuwung
|
15
|
34
|
29
|
63
|
15
|
MCK Mushola Tarikolot
|
Wangun Tarikolot RT.17 RW 08 Batukuwung
|
31
|
93
|
67
|
160
|
BAB IV
RENCANA
KEGIATAN
Periode Desember 2015
Pendampingan kelembagaan pada Tim Pelaksana Kegiatan pada
periode Desember 2015 dalam menunjang persiapan pelaksanaan pembangunan sarana
air bersih sebagai berikut;
1. Penguatan Kelembagaan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) melalui
legalitas berita acara dan surat tugas yang ditandatangani oleh kedua Kepala
desa yaitu Batukuwung dan Kadukempong.
2. Penyususnan jadwal gotong royong pembangunan pembangunan
sarana air bersih dan sanitasi,
3. Sosialisasi
jadwal kegiatan dan rencana kegiatan pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi,
4. Penentuan posko kegiatan, sebagai simpul kordinasi,
sosialisasi dan publikasi pembangunan sarana air bersih dan
sanitasi.
5. Pembangunan
direncanakan pada bulan Januari 2015.
BAB V
PENUTUP
Hasil kegiatan
pendampingan kelembagaan
pada TPK pada Bulan November 2015 telah
memberikan pengetahuan
akan rencana pembangunan sarana air bersih dan sanitasi berbasis masyarakat.
Gotong royong sebagai modal utama (social
capital) masyarakat akan mampu mewujudkan tujuan bersama tersedianya sarana
air bersih dan sanitasi yang dimiliki dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Kesepakatan
yang telah dibuat diharapkan memberikan jaminan akan terlaksananya pembangunan
sarana air bersih dan sanitasi dengan lancer, aman dan tepat waktu.
Harapan kebersamaan, gotong royong dalam menjalankan kegiatan adalah tujuan utama
yang dibangun oleh Rekonvasi Bhumi, sehingga permasalahan dimasyarakat akan
terselesaikan dengan sendirinya oleh masyarakat itu sendiri. Mudah – mudahan
program yang akan dijalankan tidak menemui kendala yang berarti.
Serang, November 2015
|
|
No comments:
Post a Comment